Summary. This study aimed to analyze the factors that encourage fraudulent financial reports with analysis of diamond fraud. This research analyzes the influence of variable pressure proxied by financial stability, external pressure, financial targets, the opportunity proxied by nature of industry, razionalization proxied by audit opinion, and the capability to replace any directors proxies against financial statements fraudulent.
PENDAHULUAN
Association of Certified Fraud ExaminersACFE dalam Report to the Nations on Occu pational Fraud and Abuse (ACFE, 2014) menemukan sekitar 77 % kecurangan dilakukan oleh individu melalui departemen seperti akun tansi, operasi, penjualan, eksekutif atau mana jemen tingkat atas, layanan konsumen, pem belian dan keuangan. Selain itu, terjadi pening katan pada sebagian besar jenis fraud salah satunya pada kecurangan laporan keuangan sebesar 9,0 %, meningkat dari tahun 2012 yang hanya 7,6 % (ACFE, 2012). Angka ini tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan penyalah gunaan aset yang mencapai 85,4 %, tetapi ke curangan laporan keuangan menyebabkan dam pak keuangan terbesar. Hal ini akan mengakibat kan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan tidak relevan dan tidak dapat diandal kan.Informasi tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan pihak eksternal dan internal perusahaan, serta dapat berpotensi munculnya pihak yang merasa dirugikan. Banyak kasus kecurangan yang terjadi seperti kasus Enron, Health South Corporation, Tyco, Worldcom, Bank of Credit and Commer ce International, dan banyak kasus kecurangan lainnya. Di Indonesia salah sektor yang me mungkinkan terjadinya kecurangan yaitu sektor properti dan real estate. Menurut Sudaryatmo sebagai ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia terjadi peningkatan pada pengaduan kasus hukum sektor properti oleh konsumen ke Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (Tribun Timur, 2015).
Berdasarkan data Yayasan Lem baga Konsumen Indonesia terdapat 157 kasus pengaduan sektor properti yang ditujukan ke pada sekitar 100 pengembang. Dari keseluruhan kasus terdapat 17 jenis keluhan (kompas.com, 2014). Peningkatan kasus pada sektor ini sebesar 12,7 ?ri tahun 2013 yang hanya 121 kasus, mengindikasi perlunya pengawasan ter hadap potensi kecurangan di sektor ini. Secara umum, kecurangan (fraud) akan selalu terjadi ketika tidak adanya pencegahan dan pendeteksian sebelumnya. Oleh karena itu, terdapat beberapa cara dalam mendeteksi ke curangan seperti segitiga kecurangan (fraud tri angel) dan segiempat kecurangan (fraud dia mond). Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) mengemukakan tiga kondisi berupa ke rangka untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan kecurangan yaitu pressure (tekanan), opportunity (kesempatan), dan rationalization (rasionalisasi) yang disebut sebagai fraud triangle. Selanjutnya Wolfe dan Hermanson (2004) menambahkan tiga kondisi yang telah ditemukan oleh Cressey (1953) dalam Skousen et al. (2008) dengan kemam puan (capability), sehingga empat kondisi ter sebut dinamakan fraud diamond. Pada penelitian ini peneliti mencoba men deteksi kecurangan laporan keuangan (fraud ulent financial statement) dengan menggunakan fraud diamond. Peneliti mengadopsi penelitian Sihombing dan Rahardjo (2014) yang bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh fraud risk factor menurut fraud diamond yaitu Pressure, Oppor tunity, Rationalization dan Capability terhadap Financial Statement Fraud. Penelitian tersebut menggunakan delapan variabel proksi indepen den yaitu financial targets, financial stability, external pressure, nature of industry, innefective monitoring, change in auditor, rationalization, capability.Adapun sampel yang digunakan ada lah perusahaan manufaktur selama tiga tahun periode pengamatan dari tahun 2010 – 2012. Variabel – variabel ini diuji dengan analisis regresi berganda.Hasil penelitian ini menunjuk kan variabel financial stability yang diproksi kan dengan leverage ratio, variabel nature of industry yang diproksikan dengan rasio per ubahan piutang dan variabel razionalization yang diproksikan dengan rasio perubahan total akrual, terbukti berpengaruh terhadap financial statement fraud.